/* $tanggal=date("Y-m-d H:i:s"); $tgl=date("Y-m-d"); $uripage = $_SERVER['REQUEST_URI']; $uripage = str_replace("index.php?","",$uripage); $uripage2 = explode("/",$uripage); $page = $uripage2[1]; $ip=$_SERVER['REMOTE_ADDR']; $useragen=$_SERVER['HTTP_USER_AGENT']; $data=explode(" ",$useragen); $browser=$data[0]; $data1=explode(";",$useragen); $so=$data1[0]; $so1=explode("(",$so); $sistem=$so1[1]; $perintah="insert into tbl_pageviews (tanggal,tgl,domain,page,ip,browser,so) values ('$tanggal','$tgl','user.abatasa.com','$kanal','$ip','$browser','$sistem')"; $hasil=mysql_query($perintah); */ ?>
Tanya : Assalamu’alaikum … pak ustadz, banyak dari para mubaligh yang menerangkan keutamaan puasa sunat yaitu enam hari dibulan syawal. Tapi begini ustadz, saya mempunyai hutang puasa yang mesti saya qodha karena halangan yang ada pada perempuan. Terus apakah saya mesti mengqadha puasa ramadhan dahulu atau puasa syawal dahulu. Wassalam IKH
Jawab : Wa’alaikumussalam … jika ibu ada tunggakan hutang shaum ramadhan, maka tentu ibu belum sepenuhnya melaksanakan shaum ramadhan tersebut. Padahal shaum enam hari dibulan syawal itu tidak berdiri sendiri, akan tetapi dikaitkan dengan kewajiban shaum di bulan ramadhan. Hal inilah yang sering kurang cermat dalam memaknai hadits. Bahkan sering kita mendengar bahwa “shaum sunat enam hari dibulan syawal sama dengan shaum kita setahun”, ini keliru. Coba perhatikan haditsnya :
عن أبى أيوب الأنصارى - رضى الله عنه - أنه ØØ¯Ø«Ù‡ أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- قال « من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر ». مسلم (7/334)
Dari Abi Ayyub al-Anshary radhiyallahu anhu sesungguhnya beliau memberitakan bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Siapa yang puasa ramadhan lalu diikuti dengan enam hari (puasa) dibulan syawal, maka keadaannya seolah sudah berpuasa setahun (HR.Muslim)
Ini menurut hemat kami bahwa shaum enam hari dibulan syawal itu merupakan pelengkap jika ingin pahalanya seperti shaum setahun. Kalaupun tidak sempat puasa syawal karena mengqadha ramadhan, maka keutamaan sepuluh bulan sudah diraih. Intinya shaum sebulan itu sama dengan sepuluh bulan, dan shaum sunat 6 hari dibulan syawal sama dengan 60 hari (2 bulan). Jadi jika shaum ramadhan masih berhutang, maka tentu kita belum sepenuhnya melaksanakan shaum dibulan ramadhan, karena hutangnya belum dibayar. Allohu A'lam
Tanya : Assalamu'alaikum warahmattullahi wa barakatuh ... ustadz Abu Alifa tolong perinciannya mengenai hal yang berkaitan selesai adzan atau kita mendengar adzan! Syukran ...!
Jawab : Wa'alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh ... Akhi Muhlis, ada beberapa anjuran yang dikaitkan dengan syariat adzan.
Pertama, ketika kita mendengar adzan yaitu mengikuti lafadz yang dikumandangkan oleh muadzin (yang adzan) kecuali lafadz "hayya 'alas-shalah" dan "hayya 'alal-falah". hal ini disebutkan dalam keterangan.
ØÙŽØ¯Ù‘َثَنَا عَبْد٠اللَّه٠بْن٠يÙوسÙÙÙŽØŒ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالÙكٌ، عَن٠ابْن٠شÙÙ‡ÙŽØ§Ø¨ÙØŒ عَنْ عَطَاء٠بْن٠يَزÙيدَ اللَّيْثÙÙŠÙ‘ÙØŒ عَنْ أَبÙÙŠ سَعÙÙŠØ¯Ù Ø§Ù„Ù’Ø®ÙØ¯Ù’رÙÙŠÙ‘ÙØŒ أَنَّ رَسÙولَ اللَّه٠صلى الله عليه وسلم قَالَ " Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ Ø³ÙŽÙ…ÙØ¹Ù’تÙÙ…Ù Ø§Ù„Ù†Ù‘ÙØ¯ÙŽØ§Ø¡ÙŽ ÙÙŽÙ‚ÙولÙوا Ù…ÙØ«Ù’Ù„ÙŽ ما ÙŠÙŽÙ‚ÙÙˆÙ„Ù Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤ÙŽØ°Ù‘ÙÙ†Ù ".
"...dari Abu Sa'id Al Khudri, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila kalian mendengar adzan, maka jawablah seperti apa yang diucapkan mu'adzin (yang adzan)." (HR.Bukhary)
ØÙŽØ¯Ù‘َثَنÙÙŠ Ø¥ÙØ³Ù’ØÙŽØ§Ù‚٠بْن٠مَنْصÙÙˆØ±ÙØŒ أَخْبَرَنَا أَبÙÙˆ جَعْÙÙŽØ±ÙØŒ Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù Ø¨Ù’Ù†Ù Ø¬ÙŽÙ‡Ù’Ø¶ÙŽÙ…Ù Ø§Ù„Ø«Ù‘ÙŽÙ‚ÙŽÙÙيّ٠ØÙŽØ¯Ù‘َثَنَا Ø¥ÙØ³Ù’مَاعÙيل٠بْن٠جَعْÙÙŽØ±ÙØŒ عَنْ عÙمَارَةَ بْن٠غَزÙيَّةَ، عَنْ Ø®ÙØ¨ÙŽÙŠÙ’ب٠بْن٠عَبْد٠الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù Ø¨Ù’Ù†Ù Ø¥ÙØ³ÙŽØ§ÙÙØŒ عَنْ ØÙŽÙْص٠بْن٠عَاصÙم٠بْن٠عÙمَرَ Ø¨Ù’Ù†Ù Ø§Ù„Ù’Ø®ÙŽØ·Ù‘ÙŽØ§Ø¨ÙØŒ عَنْ أَبÙÙŠÙ‡ÙØŒ عَنْ جَدّÙÙ‡ÙØŒ عÙمَرَ بْن٠الْخَطَّاب٠قَالَ قَالَ رَسÙول٠اللَّه٠صلى الله عليه وسلم " Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ قَالَ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤ÙŽØ°Ù‘Ùن٠اللَّه٠أَكْبَر٠اللَّه٠أَكْبَر٠. Ùَقَالَ Ø£ÙŽØÙŽØ¯ÙÙƒÙم٠اللَّه٠أَكْبَر٠اللَّه٠أَكْبَر٠. Ø«Ùمَّ قَالَ أَشْهَد٠أَنْ لاَ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلاَّ اللَّه٠. قَالَ أَشْهَد٠أَنْ لاَ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلاَّ اللَّه٠ثÙمَّ قَالَ أَشْهَد٠أَنَّ Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù‹Ø§ رَسÙول٠اللَّه٠. قَالَ أَشْهَد٠أَنَّ Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù‹Ø§ رَسÙول٠اللَّه٠. Ø«Ùمَّ قَالَ ØÙŽÙ‰Ù‘ÙŽ عَلَى الصَّلاَة٠. قَالَ لاَ ØÙŽÙˆÙ’Ù„ÙŽ وَلاَ Ù‚Ùوَّةَ Ø¥Ùلاَّ Ø¨ÙØ§Ù„لَّه٠. Ø«Ùمَّ قَالَ ØÙŽÙ‰Ù‘ÙŽ عَلَى الْÙَلاَØÙ . قَالَ لاَ ØÙŽÙˆÙ’Ù„ÙŽ وَلاَ Ù‚Ùوَّةَ Ø¥Ùلاَّ Ø¨ÙØ§Ù„لَّه٠. Ø«Ùمَّ قَالَ اللَّه٠أَكْبَر٠اللَّه٠أَكْبَر٠. قَالَ اللَّه٠أَكْبَر٠اللَّه٠أَكْبَر٠. Ø«Ùمَّ قَالَ لاَ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلاَّ اللَّه٠. قَالَ لاَ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلاَّ اللَّه٠. Ù…Ùنْ قَلْبÙه٠دَخَلَ الْجَنَّةَ "
"... Jika muadzin mengucapkan Allahu Akbar, kemudian salah seorang diantaramu mengucapkan Allahu Akbar. Kemudian (muadzin) mengucapkan Asyhadu aan-laa ilaha illallah, lalu seorang itu mengucapkan asyhadu...", kemudian muazin mengucapkan Asyhadu anna muhammadan..." lalu seorang itu mengucapkan Asyahu anna muhammadan.... Kemudian muadzin mengucapkan Hayya alas-shalah, lalu salah seorang mengucapkan Laa haula wa laa quwwata illa billah. Kemudian (saat) muadzin mengucapkan Hayya alal-falah, lalu seorang itu mengucapkan Laa haula walaa quwwata illa billah, Kemudian muadzin mengucapkan Allahu Akbar dan ia juga mengucapkan Allahu Akbar. Kemudian muadzin mengucapkan Laa ilaha illallah, ia juga mengucapkan Laa ilaha illallah dari dalam lubuk hatinya maka ia kan masuk surga (HR.Muslim)
Kedua, selesai adzan baik muadzin atau yang mendengar. Dalam hal ini ada beberapa ketentuan dan anjuran, diantaranya :
1. Bershalawat
ØÙŽØ¯Ù‘َثَنَا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù Ø¨Ù’Ù†Ù Ø³ÙŽÙ„ÙŽÙ…ÙŽØ©ÙŽ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ±ÙŽØ§Ø¯ÙÙŠÙ‘ÙØŒ ØÙŽØ¯Ù‘َثَنَا Ø¹ÙŽØ¨Ù’Ø¯Ù Ø§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ø¨Ù’Ù†Ù ÙˆÙŽÙ‡Ù’Ø¨ÙØŒ عَنْ ØÙŽÙŠÙ’وَةَ، وَسَعÙيد٠بْن٠أَبÙÙŠ أَيّÙوبَ، وَغَيْرÙÙ‡Ùمَا، عَنْ كَعْب٠بْن٠عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْد٠الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù Ø¨Ù’Ù†Ù Ø¬ÙØ¨ÙŽÙŠÙ’Ø±ÙØŒ عَنْ عَبْد٠اللَّه٠بْن٠عَمْرÙÙˆ Ø¨Ù’Ù†Ù Ø§Ù„Ù’Ø¹ÙŽØ§ØµÙØŒ Ø£ÙŽÙ†Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ø³ÙŽÙ…ÙØ¹ÙŽ Ø§Ù„Ù†Ù‘ÙŽØ¨Ùيَّ صلى الله عليه وسلم ÙŠÙŽÙ‚Ùول٠" Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ Ø³ÙŽÙ…ÙØ¹Ù’تÙÙ…Ù Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤ÙŽØ°Ù‘ÙÙ†ÙŽ ÙÙŽÙ‚ÙولÙوا Ù…ÙØ«Ù’Ù„ÙŽ مَا ÙŠÙŽÙ‚Ùول٠ثÙمَّ صَلّÙوا عَلَىَّ ÙÙŽØ¥Ùنَّه٠مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠بÙهَا عَشْرًا Ø«Ùمَّ سَلÙوا اللَّهَ Ù„ÙÙŠÙŽ الْوَسÙيلَةَ ÙÙŽØ¥Ùنَّهَا مَنْزÙلَةٌ ÙÙÙŠ الْجَنَّة٠لاَ تَنْبَغÙÙŠ Ø¥Ùلاَّ Ù„ÙØ¹ÙŽØ¨Ù’د٠مÙنْ Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯Ù اللَّه٠وَأَرْجÙÙˆ أَنْ Ø£ÙŽÙƒÙونَ أَنَا Ù‡ÙÙˆÙŽ Ùَمَنْ سَأَلَ Ù„ÙÙŠÙŽ الْوَسÙيلَةَ ØÙŽÙ„َّتْ لَه٠الشَّÙَاعَة٠"
"..Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash, sesungguhnya ia penah mendengar Nabi saw bersabda : Jika kalian mendengar muadzin (adzan) maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan (muadzin), kemudian bershalawatlah atasku, sebab siapa yang bershalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat (memberikan rahamat) padanya sepuluh kali. Kemudian mintalah kepada Allah untukku "al-washilah". Sesungguhnya (washilah) itu merupakan tempat (yang tinggi) didalam surge, yang tidak pantas (ditempati) kecuali bagi hamba dari yang dekat dengan Allah dan aku berharap Akulah yang akan menempatinya. Siapa yang memohon washilah untukku, ia akan mendapat syafaatku (HR.Muslim)
2. Membaca Do'a Washilah. Yaitu do'a yang diajarkan Nabi saw. Yang dimaksud doa'a washilah adalah :
عن جابر٠بن٠عبد٠الله٠رضي الله عنه قال: قال رسول٠الله٠صلَّى الله عليه وسلَّمَ: ((Ù…ÙŽÙ† قال ØÙينَ ÙŠÙŽØ³Ù…Ø¹Ù Ø§Ù„Ù†Ù‘ÙØ¯Ø§Ø¡ÙŽ: اللهمَّ ربَّ هذه Ø§Ù„Ø¯Ø¹ÙˆØ©Ù Ø§Ù„ØªØ§Ù…Ù‘ÙŽØ©ÙØŒ ÙˆØ§Ù„ØµÙ‘ÙŽÙ„Ø§Ø©Ù Ø§Ù„Ù‚Ø§Ø¦Ù…Ø©ÙØŒ آت٠مØÙ…دًا الوسيلةَ ÙˆØ§Ù„ÙØ¶ÙŠÙ„ةَ، وابعثْه مقامًا Ù…ØÙ…ودًا الذي وعدتَه، ØÙ„َّتْ له Ø´ÙŽÙØ§Ø¹ØªÙŠ ÙŠÙˆÙ…ÙŽ القيامةÙ)
"... Siapa yang mendengar adzan lalu mengucapkan "Allahumma rabba hadzihid-da'watit-tammah, was-shalatil-qaimah. Aati Mumammadani-washilata wal-fadhilah, wab'atshu maqamam-mahmudanil-ladzi wa 'adtah".. ia akan menempati syafaatku dihari kiamah" (HR.Muslim)
3. Membaca do'a yaitu :
ØÙŽØ¯Ù‘َثَنَا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù Ø¨Ù’Ù†Ù Ø±ÙمْØÙØŒ أَخْبَرَنَا Ø§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙŠÙ’Ø«ÙØŒ عَن٠الْØÙÙƒÙŽÙŠÙ’Ù…Ù Ø¨Ù’Ù†Ù Ø¹ÙŽØ¨Ù’Ø¯Ù Ø§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ø¨Ù’Ù†Ù Ù‚ÙŽÙŠÙ’Ø³Ù Ø§Ù„Ù’Ù‚ÙØ±ÙŽØ´ÙÙŠÙ‘ÙØŒ Ø ÙˆÙŽØÙŽØ¯Ù‘َثَنَا Ù‚ÙØªÙŽÙŠÙ’بَة٠بْن٠سَعÙÙŠØ¯ÙØŒ ØÙŽØ¯Ù‘َثَنَا لَيْثٌ، عَن٠الْØÙÙƒÙŽÙŠÙ’Ù…Ù Ø¨Ù’Ù†Ù Ø¹ÙŽØ¨Ù’Ø¯Ù Ø§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙ‡ÙØŒ عَنْ Ø¹ÙŽØ§Ù…ÙØ±Ù بْن٠سَعْد٠بْن٠أَبÙÙŠ ÙˆÙŽÙ‚Ù‘ÙŽØ§ØµÙØŒ عَنْ سَعْد٠بْن٠أَبÙÙŠ ÙˆÙŽÙ‚Ù‘ÙŽØ§ØµÙØŒ عَنْ رَسÙول٠اللَّه٠صلى الله عليه وسلم أَنَّه٠قَالَ " مَنْ قَالَ ØÙينَ ÙŠÙŽØ³Ù’Ù…ÙŽØ¹Ù Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤ÙŽØ°Ù‘ÙÙ†ÙŽ أَشْهَد٠أَنْ لاَ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلاَّ اللَّه٠وَØÙ’دَه٠لاَ شَرÙيكَ لَه٠وَأَنَّ Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù‹Ø§ عَبْدÙه٠وَرَسÙولÙه٠رَضÙÙŠØªÙ Ø¨ÙØ§Ù„لَّه٠رَبًّا وَبÙÙ…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù Ø±ÙŽØ³Ùولاً ÙˆÙŽØ¨ÙØ§Ù„Ø¥ÙØ³Ù’لاَم٠دÙينًا . غÙÙÙØ±ÙŽ Ù„ÙŽÙ‡Ù Ø°ÙŽÙ†Ù’Ø¨ÙÙ‡Ù "
"...Dari Sa'ad bin Abi Waqash. Dari Rasulullah saw ia bersabda : Siapa yang mengucapkan saat mendengar adzan "Asyhadu anlaa ilaaha illa-llh wahdahu laa syarikalah wa anna muhammadan abduhu wa rasuluh radhitu billahi rabban wabimuhammadin rasulan wa bil--islami diinan", maka diampuni baginya dosa (HR.Muslim)
4. Memperbanyak do'a
عن Ø£Ù†Ø³Ù Ø¨Ù†Ù Ù…Ø§Ù„ÙƒÙØŒ رضي الله عنه قال: قال رسول٠الله٠صلَّى الله عليه وسلَّمَ: ((Ø§Ù„Ø¯Ù‘ÙØ¹Ø§Ø¡Ù لا ÙŠÙØ±ÙŽØ¯Ù‘٠بين Ø§Ù„Ø£Ø°Ø§Ù†Ù ÙˆØ§Ù„Ø¥Ù‚Ø§Ù…Ø©ÙØ› ÙØ§Ø¯Ù’عوا)
Dari Anas bin Malik ra. berkata : Bersabda Rasulullah saw. Do'a tidak akan tertolak antara adzan dan iqamah, maka berdo'alah kalian (diwaktu itu). (HR.Abu Ya'la, Tirmidzi, Nasa'i)
عَنْ عَبْد٠اللَّه٠بْن٠عَمْرÙÙˆ ØŒ أَنَّ رَجÙلًا ØŒ قَالَ : يَا رَسÙولَ اللَّه٠إÙنَّ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤ÙŽØ°Ù‘ÙÙ†Ùينَ ÙŠÙŽÙْضÙÙ„Ùونَنَا ØŒ Ùَقَالَ : رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى الله٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ : ( Ù‚Ùلْ كَمَا ÙŠÙŽÙ‚ÙولÙونَ ÙÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ انْتَهَيْتَ Ùَسَلْ ØªÙØ¹Ù’طَهْ )
Dari Abdullah bin Amr. Sesungguhnya seseorang telah berkata, wahai Rasulullah sesungguhnya muadzinin (orang2 yg suka adzan) semuanya merupakan yang mendapat keutamaan besar diantara kami. Maka Rasulullah saw bersabda "Ucapkanlah sebagaimana yang muadzinin (orang2 adzan) ucapkan, jika sudah selesai, mintalah (berdo'alah)! pasti akan diberikan (HR.Abu Dawud)
Itulah diantara anjuran yang dikaitkan dengan syari'at adzan. Allohu A'lam
Berasal dari Desa ... lahir dari seorang petani kecil. Orangnya prihatin, gampang tersentuh. Ayah dari 7 orang anak! More About me